Mataram – Pernyataan mantan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang siap ‘turun gunung’ mendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024, agaknya berpengaruh luas.

“Bagi kami, pernyataan Pak SBY itu adalah panggilan politik untuk menyusun kembali kekuatan sebagaimana tahun 2009, ketika RIM di NTB berdiri,” kata Wijaya Dewantara, eks Koordinator Relawan Indonesia Muda (RIM) wilayah NTB, Senin (18/9/2023) di Mataram.

Dia menyatakan eks relawan RIM siap ikut ‘turun gunung’ bersama SBY untuk mengonsolidasikan kekuatan politik dan mendukung Prabowo Subianto.

Wijaya Dewantara

Wijaya menuturkan, RIM adalah kelompok relawan pendukung SBY selama Pilpres 2009. Kelompok ini melihat SBY sebagai tokoh perubahan yang dibutuhkan oleh rakyat dan bangsa Indonesia.

Baca Juga:
Simak, Ini Dua Alasan Mengapa Prabowo Subianto Paling Tepat Memimpin Bangsa

Para relawan RIM saat itu sebagian besar adalah anak-anak muda berusia di bawah 20 tahun dan masih menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Mereka terlibat aktif dalam mendukung kampanye SBY.

Wijaya Dewantara bersama teman-temannya kemudian mendeklarasikan RIM pada Januari 2009 di Pantai Ampenan, Kota Mataram, atau hanya berselang enam bulan sebelum Pemilu 2009.

“Strategi kami waktu itu adalah peer assist atau pendampingan teman ke teman untuk memperkenalkan visi Pak SBY. Jadi, kami lebih banyak face-to-face atau gathering,” kata Wijaya.

Setelah SBY mendukung Prabowo Subianto dan menyatakan akan ‘turun gunung’ dalam Pilpres 2024, Wijaya dan timnya merasa terpanggil untuk kembali beraksi.

Baca Juga:
AHY Instruksi Menangkan Prabowo, Demokrat NTB Siaga Satu

Mereka mengartikan ‘turun gunung’ sebagai sikap politik yang penuh dedikasi dan berkomitmen. “Kami memaknai istilah ‘turun gunung’ itu sebagai sikap politik yang all-out,” ujarnya.

Menghimpun Kekuatan ‘Dua Jenderal’

Salah satu tantangan yang dihadapi, kata Wijaya, adalah generasi yang lahir di atas tahun 1997 tentu tidak banyak mengenal SBY dan pandangan politiknya. “RIM tidak bisa sendiri. Perlu kerja sama dengan jejaring lain terutama yang diisi oleh anak-anak muda,” ungkapnya.

Wijaya menekankan bahwa SBY, selama masa kepemimpinannya antara 2004 hingga 2014, dikenal sebagai pemimpin nasional yang kuat dalam kepribadian, komunikasi, dan keyakinan politiknya.

Baca Juga:
Akhirnya, Demokrat Dukung Capres Prabowo Subianto

SBY memenangkan Pilpres 2009 dengan angka yang mengesankan, unggul lebih dari 30 persen suara dari saingan terdekatnya hanya dalam satu putaran dengan tiga pasangan calon.

Di sisi lain, Prabowo Subianto berhasil memenangkan Pilpres 2019 di Nusa Tenggara Barat dengan meraih lebih dari 2 juta suara dukungan dari total 2,9 juta pemilih.

“Tentu hal itu menjadi modal utama bagi kami untuk menghimpun kembali kekuatan dua jenderal (SBY dan Prabowo) di NTB ini,” kata Wijaya.


Bagikan artikel ini:

PDNTB.id © 2024. All Rights Reserved.