Lombok Timur – Sabtu malam (3/6/2023) menjadi momen tak terlewatkan bagi lebih dari 400 warga di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Mereka berkumpul untuk berdoa bersama dalam rangka haul empat tahun Ibu Ani Yudhoyono, istri Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Doa Bersama diselenggarakan di Desa Rarang, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur. Ini adalah daerah pertanian terintegrasi yang didirikan oleh Haji Lalu Satriadi, Bendahara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat NTB.
Doa bersama untuk memperingati empat tahun meninggalnya Ibu Ani dihadiri oleh pemuka agama, pemuka masyarakat, dan warga yang datang dari penjuru Pulau Lombok.
Para hadirin membaca ayat-ayat suci Al Quran secara bersama, dipandu oleh salah satu tokoh agama di Kabupaten Lombok Timur, Tuan Guru Haji Gunawan Ruslan, Lc.
Ustad Badruttamam Ahda dari Kota Mataram kemudian memimpin doa untuk mendiang Ibu Ani serta para orang tua masing-masing.
Dalam acara tersebut, Ketua DPD Partai Demokrat NTB, Indra Jaya Usman atau IJU, mengucapkan penghargaan yang tinggi kepada semua yang hadir.
“Ini menunjukkan bahwa Ibu Ani memiliki tempat di hati semua rakyat Indonesia, tanpa memandang latar belakang dan pandangan politik mereka,” kata dia.
IJU menjelaskan bahwa Ibu Ani adalah sumber inspirasi bagi semangat melayani dan berkorban untuk pembangunan bangsa dan negara.
“Ibu Ani mengajarkan kita semua untuk selalu memprioritaskan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi,” tambahnya.
Ibu Ani, atau Hajjah Kristiani Herrawati, meninggal pada 1 Juni 2019 setelah berjuang melawan leukemia. Meski kondisinya kritis saat dirawat di Singapura, Ibu Ani justeru meminta kedua putranya, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono, untuk pulang ke Indonesia.
“Saat itu, kedua putranya sangat dibutuhkan di Indonesia untuk berjuang demi kesejahteraan rakyat melalui politik,” kata IJU.
Bahkan, lanjut IJU, di saat-saat terakhirnya itu Ibu Ani lebih memikirkan rakyat dan bangsanya daripada dirinya sendiri.
Ibu Ani mewarisi jiwa pejuang dari ayahnya, Jenderal TNI Sarwo Edhi Wibowo, yang namanya dicatat dalam sejarah Indonesia. Ia kemudian menjadi istri Susilo Bambang Yudhoyono, seorang jenderal TNI yang memimpin republik ini pada 2004 hingga 2014.
“Ibu Ani mewariskan semangat juang ini kepada kedua putranya, yang sekarang sedang berjuang untuk cita-cita bangsa melalui politik,” tutup IJU.**