Anies-AHY Tukar Gagasan, Demokrat NTB Gelar Nobar

Mataram, PDNTB.id – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Nusa Tenggara Barat menggelar nonton bareng (nobar) Dialog Gagasan Anies-AHY secara live streaming, di Media Center DPD Partai Demokrat NTB, Jalan Demokrasi No. 14 Mataram, Kamis (2/3/2023).

Nobar dihadiri Ketua Demokrat NTB Indra Jaya Usman (IJU), Sekretaris Andi Mardan, Bendahara Lalu Satriadi, Direktur Eksekutif Wijaya Dewantara, para Kepala Badan, dan staf lainnya.

Selama sekitar satu jam, para pengurus Demokrat NTB, dan sejumlah wartawan yang turut hadir, menyimak jalannya dialog.

Sesekali mereka bereaksi spontan ketika Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atau calon presiden dari Partai Demokrat Anies Baswedan mencetuskan sesuatu yang menarik.

Keduanya berbicara secara bergantian, tanpa pemandu acara, dalam dialog yang berlangsung sekitar satu jam tersebut.

AHY yang mengawali diskusi menyatakan perlu adanya upaya perubahan dan perbaikan yang dilakukan secara bersama-sama.

Untuk itu dipandang perlu menjaga toleransi dan saling pengertian yang baik antar-warga.

“Toleransi harus dibangun, bukan hanya sebagai norma, tapi juga (sebagai) keyakinan,” ujarnya.

Ketimpangan ekonomi, di sisi lain, dinilai sebagai tantangan dalam membangun Indonesia ke depan.

“Demokrasi seharusnya memberikan ruang yang setara untuk semua, karena kita tahu ketidakadilan adalah induk dari semua masalah,” kata AHY.

Situasi ekonomi yang melemah itu, menurut AHY, telah menekan daya beli masyarakat, sementara harga-harga terus meningkat.

“Akibatnya kondisi rumah tangga dirasakan sangat berat akhir-akhir ini,” ujarnya.

Sementara itu Anies Baswedan menyambut baik dialog yang mengangkat tema gagasan tersebut.

Menurut mantan Gubernur DKI itu, Indonesia harus kembali mengedepankan gagasan.

Dia mengatakan Indonesia dididirikan oleh orang-orang terdidik pada masanya dengan gagasan yang dirancang untuk mencapai tujuan nasional, yaitu menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Jadi, berbicara tentang gagasan, itu bukan barang baru. Berbicara tentang gagasan, itu sudah dimulai dari awal perjalanan republik ini,” kata Anies.

Justeru, menurut dia, gagasan harus dikedepankan kembali terutama dalam merancang arah pembangunan ke depan. Sebab, “Seakan-akan dalam periode yang cukup panjang, kita tidak banyak berbicara tentang gagasan.”

Anies Baswedan sempat bercerita pengalamannya saat memimpin Jakarta. Pada masa itu setiap kegiatan yang dilakukan disusun dalam tiga fase.

“Satu, adalah gagasan. Diturunkan menjadi, Kedua, narasi. Narasi diterjemahkan, Ketiga, menjadi karya,” terangnya.

Namun, Anies Baswedan mengingatkan gagasan pembangunan tidak muncul dari perenungan atau meditasi. Gagasan lahir dari interaksi dengan problematika yang ada di tengah masyarakat.

“Jadi, saya sering katakan, inspirasi untuk gagasan (pembangunan) bukan dari perenungan tetapi dari interaksi bersama masyarakat,” kata Anies Baswedan.

Bagikan artikel ini:

PDNTB.id © 2024. All Rights Reserved.